Rancangan Pengembangan Budaya Positif
di SMK Perikanan Provinsi Riau
Rury Septyowaty, M.Pd
SMK Perikanan Provinsi Riau
CGP Angkatan 10 Kota Dumai
LATAR BELAKANG
Dalam pendidikan di era modern, diperlukan pendekatan yang lebih holistik, terutama dalam membangun karakter dan mengajarkan keterampilan sosial kepada siswa. SMK Perikanan Provinsi Riau merupakan salah satu lembaga yang mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang perikanan, mempersiapkan lulusan yang dapat bekontribusi dalam masyarakat nantinya di dibidang perikanan. SMK Perikanan Provinsi Riau mengalami tantangan dalam membentuk lingkungan pendidikan yang kondusif dan positif, yaitu mampu menyeimbangkan kebutuhan guru untuk berkonsentrasi pada pertumbuhan akademik dan fokus pada kebutuhan siswa untuk mengembangkan karakter. Pendekatan hukuman versus imbalan telah terbukti tidak berhasil dalam jangka panjang. Dengan demikian, fokus perancangan ini adalah penciptaan budaya positif yang menggabungkan ilmu pengasuhan positif dan teori motivasi serta konsep restitusi untuk memastikan sistem pendukung yang holistik bagi siswa. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan budaya positif di Provinsi Riau.
TUJUAN
Tujuan utama dari rancang bangun ini adalah untuk menciptakan budaya positif di SMK Perikanan Provinsi Riau yang dapat:
- Meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Membentuk karakter siswa yang bertanggung jawab, disiplin, dan empati.
- Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
- Mengurangi perilaku negatif dan meningkatkan perilaku positif di sekolah.
TOLAK UKUR
Indikator keberhasilan dari rancang bangun budaya positif ini meliputi:
- Peningkatan Motivasi Belajar : Dapat diukur melalui peningkatan kehadiran dan partisipasi siswa dalam kelas.
- Perubahan Perilaku : Pengurangan jumlah kasus pelanggaran disiplin dan peningkatan insiden perilaku positif, seperti kerja sama dan tolong-menolong.
- Keterlibatan Siswa : Peningkatan jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dan proyek-proyek sekolah.
- Kepuasan Siswa dan Guru : Hasil dari survei kepuasan siswa dan guru mengenai suasana belajar mengajar di sekolah.
LINIMASA TINDAKAN
Berikut adalah linimasa tindakan yang akan dilakukan untuk menerapkan budaya positif di SMK Perikanan Provinsi Riau :
Waktu Tindakan
Bulan ke-1 Persiapan: Pelatihan guru tentang konsep disiplin positif, teori motivasi, dan segitiga restitusi. Sosialisasi kepada siswa dan orang tua mengenai rencana ini.
Bulan ke-2 Implementasi Awal : Penerapan aturan kelas yang disepakati bersama. Mulai penerapan posisi kontrol dan restitusi dalam interaksi harian.
Bulan ke-3 Monitoring dan Evaluasi : Pengumpulan data awal mengenai kehadiran, partisipasi, dan perilaku siswa. Pengamatan langsung dan wawancara dengan siswa dan guru.
Refleksi dan Penyesuaian: Analisis data dan umpan balik dari siswa serta guru. Penyesuaian strategi dan pendekatan berdasarkan temuan.
Bulan ke-4 Penguatan : Melanjutkan penerapan dengan penyesuaian yang telah dilakukan. Mengadakan workshop atau seminar lanjutan untuk guru dan siswa.
Evaluasi Akhir : Pengumpulan data akhir dan analisis perbandingan dengan data awal. Penyusunan laporan hasil implementasi dan rencana keberlanjutan.
DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
Untuk menjalankan rancang bangun ini, dukungan yang dibutuhkan meliputi:
- Bahan: Modul pelatihan dan materi sosialisasi tentang disiplin positif, teori motivasi, dan segitiga restitusi.
- Alat: Perangkat untuk presentasi (proyektor, laptop), serta perangkat untuk survei dan pengumpulan data (kuesioner, aplikasi survei online).
- Pihak yang Diperlukan:
- Guru dan Staf: Pelatihan dan dukungan berkelanjutan untuk implementasi disiplin positif.
- Orang Tua: Partisipasi dalam sosialisasi dan dukungan di rumah untuk memperkuat budaya positif.
- Pihak Sekolah: Dukungan dari kepala sekolah dan manajemen untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan.
- Komunitas: Dukungan dari komunitas sekitar untuk mendukung kegiatan sekolah yang positif.
PENUTUP
Melalui rancang bangun budaya positif ini, diharapkan SMK Perikanan Provinsi Riau dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademis tetapi juga pada pengembangan karakter siswa secara holistik. Dengan demikian, siswa akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan emosional yang baik.
Ezequiel
04 Juli 2024